5 Agustus 2008

IF NOT RIDING BICYCLE

What do you do if you don't have anything to do? Just try writing things about your thought's concerns. If you still don't have any, just take a walk or have a cup of tea to drink. This time I think about dreaming my hobby: riding bicycle... But how could I feel joyful riding bicycle in the jungle of wild-buses and wild-motorists like in Jakarta...? Help me, please... pak Governor!!!

3 Agustus 2008 Gowes ke Suban

Cuaca cerah. Seperti biasanya, pagi hari Minggu 3 Agustus 2008, jam 05:30 penggemar sepeda gunung yang tergabung dalam LaCyc Bandar Lampung sudah berkumpul di depan rumah Gunawan Halim. Tepatnya di Jalan Laksamana Malahayati Teluk Betung, Bandar Lampung.
Rute tujuan sudah disepakati sebelumnya, yaitu ke Suban, sebuah daerah perbukitan yang secara administratif masuk wilayah Kabupaten Lampung Selatan. Jalan menuju Suban rencananya ditempuh dari daerah Pelabuhan Panjang menanjak menuju arah Tanjung Bintang.
Dahulu, sekitar tahun '70-an di sisi kanan-kiri jalan itu terhampar ladang yang ditanami tanaman cengkih, cokelat, dan kopi. Kini pun masih nampak sisa dari tanaman tersebut, namun sudah agak berkurang. Melihat ke bawah, nampak panorama pelabuhan Panjang dan hamparan laut luas, yang tepiannya sudah direklamasi untuk tujuan water front city, namun gagal...!!! Mungkin tujuan reklamasi itu bukan untuk membangun, tapi sekadar mencari proyek demi uang dan uang...!
Masih dari posisi yang sama dapat dilihat, betapa bukit dan gunung yang ada di Bandar Lampung sangat terancam degradasi oleh proyek-proyek pembangunan property (rumah mewah di atas bukit) yang buas dan egois. Lihat Bukit Camang, betapa sang investor menampakkan kerakusannya, sampai tidak terpikirkan lagi bagaimana sumber-sumber air di bukit itu dikonservasi...
Anggota LaCyc yang ikut acara gowes pagi itu sebanyak 18 peserta, dan ada di antaranya yang bergabung dari daerah Tanjung Karang.
Setelah berangkat dari depan rumah Gunawan Halim, rombongan menuju Way Lunik untuk memesan nasi bungkus. Setelah itu melanjutkan kembali perjalanan menuju Panjang, dan terus mendaki melalui jalan lama ke arah Tanjung Bintang.
Sampai di suatu tikungan yang agak datar, tepatnya di depan rumah seorang penduduk di daerah itu, rombongan beristirahat untuk sarapan pagi sambil bercanda ria...
Setelah sarapan, kemudian rombongan meneruskan perjalanan. Ada di antara anggota yang berinisiatif mengambil rute yang sebelumnya tidak direncanakan. Jalan itu menuju ke arah Srengsem, daerah pelabuhan lama untuk kapal roro. Jalan itu berupa tanah, bebatuan, dan aspal. Terkadang jalanan harus melalui perkebunan atau lahan milik masyarakat. Di antara pepohonan dan tanaman yang rimbun itu, peserta menyempatkan berfoto bersama-sama. Tentunya sambil bersenda gurau...
Setelah itu, beberapa turunan sangat curam. Ada di antara anggota yang rela menuntun sepedanya sambil menuruni kecuraman jalan itu.
Sesampainya di bawah, peserta kemudian istirahat sejenak di Srengsem, sebelum melanjutkan perjalanan ke arah Pelabuhan Panjang, untuk seterusnya kembali menuju Teluk Betung tepat jam 09:30.